Welcome ScrapWELCOME TO MY BLOG! saya ingin berbagi sesuatu dengan anda dan berharap anda akan menemukan sesuatu yg berguna disini. nikmati KOLEKSI SAYA dan datanglah lagi dan lagi,saya akan berusaha sebaik mungkin untuk membuatnya selalu menarik bagi anda. atau kunjungi di 4SHARED saya. terimakasih atas waktu anda!

Click here to get more Thinking Of You Greetings from MasterGreetings.com
Get More Thinking Of You Greetings

Selasa, 27 Maret 2012

Gerhana Matahari ‘Total’ oleh Venus di 2012

Transit Venus 2012
Transit Venus 2012
Gerhana Matahari terjadi bila permukaan Matahari yg menghadap ke kita tertutup oleh benda lain, misalnya Bulan. Nah, di 2012 ini setidaknya ada dua gerhana Matahari pada 21 Mei dan 14 Nop, namun kita di Indonesia hanya kebagian sisanya saat sunrise, itupun hanya di wilayah timur. Mau puas melihat Gerhana Matahari, dan ‘Total’ (atau sebagian ya..?); mari kita tunggu tgl 6 Juni 2012, mulai Matahari Terbit sampai Dhuhur. Tapi bukan oleh Bulan namun oleh planet Venus. Tenarnya dikenal dengan nama Transit Venus..

Video Transit Venus: (Boleh juga disebut Gerhana Venus)
Transit Venus:
Disebut Transit Venus, karena planet Venus sedang melintasi permukaan Matahari yang bisa kita saksikan dari Bumi. Jadi posisi Venus di antara Bumi dan Matahari. Makanya saya sebut Gerhana Matahari ‘Total’ oleh planet Venus, karena perilaku Venus mirip Bulan saat terjadi Gerhana Matahari Total itu. Jadi gerhana Matahari sebenarnya bisa oleh siapa saja, bukan hanya oleh (si-Luna) Rembulan itu.
Karena hanya melintas, maka disebutlah transit. Selama transit, Venus dapat terlihat dari Bumi sebagai bulatan hitam kecil yang bergerak melintasi wajah Matahari yang jauh lebih besar. Warna Matahari yg memerah, sementara warna Venus hitam gelap. Pemandangan yang sangat indah dan menawan. Lamanya transit tersebut biasanya diukur dalam jam (transit tahun 2004 berlangsung enam jam, tahun 2012 ini sekitar 6,5 jam).
Venus saat transit
Venus saat transit
Transit mirip dengan gerhana matahari oleh Bulan. Karena diameter Venus hampir empat kali dari diameter Bulan, maka Venus tampak lebih kecil, dan gerakannya tampak lebih lambat di seluruh permukaan Matahari, karena saking jauhnya jarak Venus dari Bumi.
Pengamatan transit Venus membantu para ilmuwan dalam menggunakan prinsip paralaks untuk menghitung jarak antara Matahari dan Bumi.
Transit Venus adalah salah satu fenomena astronomi paling langka diprediksi. Fenomena ini terjadi dalam pola yang berulang setiap 243 tahun, dengan pasang transit delapan tahun dengan rentang waktu sekitar 121,5 tahun dan 105,5 tahun. Periodisitas ini adalah refleksi dari fakta bahwa periode orbit Bumi dan Venus dekat dengan 8:13 dan 243:395 resonansi.
Sebelum 2004, pasangan terakhir transit terjadi padai Desember 1874 dan Desember 1882. Berikutnya sepasang transit Venus terjadi pada awal abad ke-21 berlangsung yg berlangsung pada tanggal 8 Juni2004 dan berikutnya  pada tanggal 6 Juni 2012 ini. Setelah2012, transit Venus berikutnya akan terjadi pada Desember 2117 dan Desember 2125.
Transit Venus dapat diamati secara aman dengan cara yang sama digunakan saat mengamati fase parsial dari gerhana matahari. Menatap piringan terang Matahari  (fotosfer) dengan mata tanpa filter dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius dan bisa jadi permanen.
Observasi Transit Venus di Surakarta:
Fenomena ‘gerhana matahari by venus’ 2012 bisa diamati dari seluruh Indonesia. Dari Solo Raya, pengamatan akan dipusatkan di Observatorium PPMI Assalaam; terbuka untuk umum dan diutamakan pelajar dan para guru. Insya Alloh disiapkan teleskop yg sudah dilengkapi filter matahari dan akan disiarkan secara live via internet.
Insya Alloh, alamat live ada di link ini:
Berikut peta transit Venus 2012, by Fred Espenak-NASA:
Peta saat Transit Venus melintasi wajah sang Surya
Peta saat Venus melintasi wajah sang Surya
Dari kota Solo, fenomena ini akan bisa diamati sejak selepas Matahari terbit (sekitar jam 05:13 WIB sudah masuk piringan Matahari), sampai saat Matahari di atas kepala sekitar jam 11:47 WIB. Puncaknya terjadi pada jam 08:09 WIB.
Observasi Transit Venus Pertama:
Pengamatan ilmiah pertama dari transit Venus dilakukan oleh Yeremia Horrocks dari rumahnya di Carr House di Much Hoole, dekat Preston di Inggris, pada 4 Desember 1639 (24 November menurut kalender Julian yg kemudian digunakan di Inggris).
Observasi Transit Venus pertama kali
Observasi Transit Venus pertama kali
Temannya, William Crabtree, juga mengamati fenomena ini dari Broughton, dekat Manchester. Kepler telah meramalkan transit Venus di tahun 1631 dan 1761 dan nyaris di 1639. Horrocks telah mengoreksi perhitungan Kepler untuk orbit Venus dan menemukan bahwa transit Venus akan terjadi pada pasangan 8 tahun – an, dan meramalkan transit di 1639. Meskipun ia tak yakin waktu yang tepat, ia menghitung bahwa transit itu akan dimulai sekitar 03:00.
Horrocks fokus citra Matahari melalui teleskop sederhana yg diproyeksikan ke selembar kertas, di mana gambar dapat dengan aman diamati. Setelah mengamati sepanjang hari, ia beruntung bisa melihat transit seperti awan yg menutupi Matahari hingga sekitar pukul 3:15 sore, hanya setengah jam sebelum matahari terbenam.
Pengamatan Horrocks bisa digunakan untuk mengetahui data tentang Venus; seperti ukuran Venus, serta membuat perkiraan jarak antara Bumi dan Matahari. Dia memperkirakan jarak Matahari dari Bumi kisaran 59,4 juta mil (95,6 Gm, 0,639 AU) - sekitar dua pertiga jarak yang tepat dari 93 juta mil (149.600.000 km), tetapi angka ini yang paling akurat saat itu.
Namun, pengamatan Horrocks ’tidak dipublikasikan sampai1661, juga setelah kematiannya… sayang sekali.
Transit Venus yang akan datang (dalam WIB):
Kalau event 2012 ini kita tidak bisa melihatnya, maka kita harus sabar menunggu event serupa di tahun-tahun berikut ini….(rata-rata : pagi-siang)
  1. 11 Des 2117,
  2. 8 Desember 2125,
  3. 11 Juni 2247,
  4. 9 Juni 2255,
  5. 13 Desember 2360,
  6. 10 Desember 2368,
  7. 12 Juni 2490,
  8. 10 Juni 2498,
  9. dst….
Media Pengamatan Matahari:
Bahan: Kertas kardus/manila; Lem, Foil atau mika gelap.
Nama alat: Topeng Matahari (diganti topi ya gpp)
Topeng Observasi Matahari
Lubang kecil di Topeng Observasi Matahari
Sosialisasi Astronomi:
Mestinya, media bisa menjembatani dan menjadi pintu untuk publik agar semua fenomena alam khususnya yg berbau astronomi bisa diketahui sebelumnya dan sesudahnya; peliputan media ini menjadi sangat penting.
Hanya di Indonesia, saya melihat peran media belum optimal. Untuk kasus Solo Raya, alhamdulillah media yg saya hubungi selalu memberikan respon yg cepat dan memuat liputannya di media massa.
Media dan Astro Event
Media dan Astro Event di luar Indonesia
Poster Transit Venus 2012:
The Transit of Venus 2012
The Transit of Venus 2012
Aplikasi Android: Transit Venus
Aplikasi ini akan sangat membantu dalam pengamatan/observasi kita saat terjadi Transit Venus pada tanggal 6 Juni 2012 ini. Ingat ..! ini adalah kali dimana planet Venus terlihat di depan Matahari untuk yang terakhir di abad ini.Sebelum transit, kita dapat mengetahui bagian mana dari transit akan terlihat dari lokasi kita dan kapan transit akan mulai dan berakhir.Kita juga dapat mencoba mengukur waktu kontak (ketika piringan dari Venus dan Matahari bersentuhan) menggunakan simulasi transit ini. Selengkapnya Download di [ sini ]
Mengukur Jarak Matahari
Pengamatan Transit Venus, yang dilakukan di berbagai titik di muka Bumi, akan dapat digunakan untuk menentukan jarak Matahari dari Bumi. Ide ini diusulkan oleh Edmond Halley,  berangkat daripengalaman selama abad kedelapan belas dan kesembilan belas dalam mengamati Transit Venus dari berbagai belahan Bumi, yang kemudian menyempurnakannya dengan secara-digital yang mereka lakukan secara global pada tahun 2004.
Nah, pada tahun 2012 eksperimen massal akan coba diulang lagi dalam skala yg lebih besar, dengan memanfaatkan teknologi terbaru yang tersedia bagi kita. Ini akan menjadi proyek semua orang yang berminat dan punya kepekaan sains langit.
Pengaruh paralaks menyebabkan transit objek di muka Matahari menjadi berbeda untuk dua pengamat di lokasi yang berbeda di Bumi: Venus tidak memasuki atau meninggalkan cakram Matahari secara bersamaan, dan ketika diamati pada saat yang sama, posisi Venus di depan matahari tidak persis sama. Efek ini yg membuat kita bisa punya dua cara untuk mengukur jarak Matahari dari pengamatan transit Venus.
Cara pertama adalah menghitung waktu awal dan akhir dari transit dari dua stasiun, seperti metode Halley pada 1716. Cara kedua adalah memotret Matahari pada saat yang sama dari dua stasiun dan mengukur perpindahan Venus karena paralaks


  1.  gerakan-rotasi-dan-revolusi-bumi-bumi
  2. isu-kiamat-2012-ternyata-badai-posted
  3. gerhana-bulan-posted-on-21-januari-2012.html
  4. komet-lulin-c2007-posted-on-15-februari.html
  5. event-1-maret-2009-arah-kiblat-posted.html
  6. penomena-alam-bulan.html
  7. bulan-purnama-paling-besar.html
  8. fenomena-langka-gerhana-bulan-total.html 
  9. bulan-sabit-penutup-1432-pembuka-posted.html
  10. gerhana-bulan-total-di-awal-posted-on-7.html 

Gerhana Bulan 2012

GBS 04 Juni 2012
GBS 04 Juni 2012
Selama 2012, fenomena alam berupa gerhana terjadi 5 kali. Masing dua kali baik gerhana Matahari maupun gerhana Bulan, dan sekali gerhana Venus. Gerhana Matahari hanya bisa diamati dari Indonesia wilayah timur saja, gerhana Bulan yg bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia hanya yg tgl 4 Juni yakni gerhana Bulan Sebagian. Sementara gerhana Bulan Penumbral pada 28 Nop 2012, hanya bisa diamati dengan teleskop.

Gerhana Bulan selama 2012:
PERTAMA: Gerhana Bulan Sebagian,
Terjadi pada Senin Wage 15 Rojab 1433 H atau 4 Juni 2012 M. Gerhana Bulan Sebagian ini meliputi Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, dan Amerika. Sementara Asia Tengah, Afrika dan Eropa tidak bisa menyaksikan momen ini, karena dari wilayah tersebut posisi bulan di bawah ufuk. Gerhana bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. Awal gerhana dimulai pada jam 17:00 WIB dan gerhana akan berakhir pada jam 19:08 WIB.
.
KEDUA: Gerhana Bulan Penumbra, 
Terjadi pada Rabu Legi, 15 Muharrom 1434 H atau 28 Nopember 2012 M. Awal gerhana mulai jam 19:15 WIB, dan gerhana akan berakhir pada jam 23:51 WIB. Namun, sayang sekali gerhana panumbra ini tidak bisa disaksikan dengan mata tanpa alat bantu. Gerhana hanya bisa disaksikan menggunakan teleskop.
Karena evennya cukuplama, sekitar 4 jam; maka observasi terbuka untuk umum, dipusatkan di Anjungan Observatorium PPMI .
Fenomena alam, khususnya Gerhana yg bakal terjadi selama kurun 2012, selengkapnya dapat dilihat (dan dicetak) via alamat ini [ Fenomena_Gerhana-_2012 ]
Khusus Gerhana Venus atau Transit Venus, silahkan baca di Transit Venus ini
Jangan kaget jika kotamu gelap mendadak pada tanggal 31 Maret 2012, Pkl.20.30-21.30 waktu setempat. Pasalnya, Earth Hour kembali digelar di Indonesia untuk keempat kalinya.

Tahun ini, ada 26 kota di Indonesia turut berpartisipasi memadamkan lampu. Miliaran penduduk dunia di ribuan kota lain juga akan secara sukarela melakukan hal yang sama.

Gerakan secara bersama-sama memadamkan lampu ini berawal di Sydney pada 2007. Adalah WWF-Australia, Fairfax Media, dan agen periklanan Leo Burnett Sydney pertama kali melakukannya. Saat itu, mereka ingin mengurangi gas rumah kaca pemicu pemanasan global di kota Sydney sebesar 5%.

Mereka lalu mencari aksi sederhana yang bisa dilakukan bersama-sama oleh semua orang dari berbagai kalangan untuk mencegah meluasnya dampak pemanasan global.

Earth Hour atau gerakan mematikan lampu selama satu jam itu ingin mengingatkan bahwa siapapun kita, apapun latar belakang kita, di manapun kita berada, kita berpotensi untuk melakukan hal yang membantu Bumi.

Anak-anak, pelajar, politisi, CEO perusahaan, sampai kakek nenek bisa berpartisipasi dalam Earth Hour. Di tahun perdananya, ada 2,2 juta warga Sydney yang berpartisipasi di Earth Hour, memadamkan lampu mereka selama satu jam.

Di tahun kedua penyelenggaraannya, ide ini disambut baik oleh Kanada. Hanya dalam waktu singkat, 35 negara langsung bergabung mendukung Earth Hour. Baru pada tahun ketiga pelaksanaan Earth Hour internasional, Indonesia menyusul, tepatnya pada 2009.

Saat itu, hanya Jakarta saja yang mengikuti Earth Hour. Biarpun sendirian, Earth Hour di Jakarta telah menghemat 50 Megawatt dari pemadaman lima ikon Ibu Kota.

Pemilihan Jakarta sebagai kota pertama tempat dilakukannya Earth Hour di Indonesia memiliki alasan kuat. Selain statusnya sebagai Ibu Kota, konsumsi listrik warga Jakarta juga tinggi.

Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 23% konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Itu untuk skala kota. Jika melakukan perbandingan antar pulau, maka wilayah Jawa-Bali adalah konsumen listrik terbesar di Indonesia. Sebesar 78% konsumsi listrik negara terpusat di kedua pulau ini.

Sementara pulau-pulau lain belum mendapat akses listrik yang merata, kita yang tinggal di Jawa Bali bisa menikmati listrik sepuasnya, bahkan cenderung boros, dan langsung merengut saat mengalami pemadaman bergilir.

Padahal, kalau 10% warga Jakarta saja melakukan penghematan listrik saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa bermanfaat memenuhi kebutuhan listrik di 900 desa dan menyediakan oksigen bagi 534 orang. Itu baru satu jam, apalagi kalau kita berhemat terus menerus?

Banyak orang bertanya, mengapa hanya satu jam? Apakah penghematan satu jam dalam setahun cukup untuk “menebus dosa” pemborosan energi listrik yang kita lakukan bertahun-tahun? Tentu saja tidak. Dan “penebusan dosa” bukan tujuan Earth Hour.

Momen satu jam ini merupakan pengingat bagi kita semua tentang efek dahsyat upaya bersama menghemat energi. Seperti peribahasa yang kita kenal, “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Hal kecil jika dilakukan bersama-sama akan berdampak besar, seperti mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang tidak terpakai di rumah maupun kantor.

Di luar waktu satu jam pemadaman, justru yang lebih penting adalah menjadikan Earth Hour dan aksi go green lainnya sebagai gaya hidup. Sejalan dengan prinsip tersebut, sejak tahun 2011, ada tanda plus (+) di belakang angka 60 yang menjadi simbol Earth Hour. Ajakannya adalah, setelah 1 jam, jadikan hemat energi sebagai gaya hidup.

Untuk pelaksanaan Earth Hour pada 2012, targetnya hanya 7 kota yang akan jadi peserta. Ternyata, malah ada 26 kota di Indonesia yang akan berpartisipasi. Hebatnya lagi, tidak semua dari 26 kota yang akan ikut serta itu boros energi seperti halnya Jakarta atau Tangerang.

Alasan mereka sungguh sedap didengar: untuk apa menunggu boros terlebih dulu kalau kita bisa melakukan penghematan sejak sekarang?

“Pelipatgandaan jumlah kota yang berpartisipasi dalam Earth Hour tahun ini adalah salah satu indikator meningkatnya kepedulian publik terhadap isu-isu lingkungan khususnya hemat energi dan gaya hidup hijau. Perkembangan positif ini dimotori oleh para “jawara” komunitas dari kalangan pelajar, mahasiswa, profesional, bisnis, dan pemerintah di kota masing-masing. Semoga momen ini menjadi awal dari semakin banyak aksi yang kita lakukan bagi kelestarian rumah tunggal kita, planet Bumi,” ujar Nyoman Iswarayoga, Direktur Program Iklim & Energi WWF-Indonesia.

Earth Hour telah menjadi kampanye publik. Semua orang bisa ikut serta dalam Earth Hour 2012 dengan memadamkan minimal dua lampu di rumah pada tanggal 31 Maret 2012 mendatang.

Senin, 26 Maret 2012

 Sutradara kenamaan Hollywood, James Cameron, akhirnya berhasil mencapai titik terdalam di lautan. Cameron berhasil mencapai Mariana Trench, titik terdalam di dunia yang mencapai 11 ribu meter di bawah permukaan laut.
Menurut anggota tim ekspedisi National Geographic Stephanie Montgomery, Cameron kembali ke permukaan satu jam lebih cepat dari yang direncanakan. »Dia (Cameron) kembali dari penyelaman Senin pagi, dan lebih cepat 70 menit dari perkiraan,” kata Stephanie yang dikutip Guardian.

Cameron berhasil menaklukkan Mariana Trench seorang diri setelah menggunakan alat khusus yang diberi nama Deepest Challenger. Alat khusus itu sengaja dirancang untuk menahan tekanan yang sangat besar saat menyelami Mariana Trench. ”Tekanan pada kedalaman itu hampir sama dengan tiga mobil jenis SUV menimpa tubuh manusia,” kata Stephanie.

Aktivitas selam yang dilakukan Cameron merupakan yang kedua di Mariana Trench. Tahun 1960 insinyur Swiss Jacques Piccard bersama seorang Kapten Angkatan Laut AS Don Walsh berhasil menjadi yang pertama menaklukkan Mariana Trench. Meski begitu, Cameron merupakan penyelam pertama yang berhasil mencapai Mariana Trench seorang diri.

Mariana Trench sendiri merupakan sebuah titik berbentuk parit di dasar laut dengan kedalaman hampir 11 ribu meter. Dengan kedalaman itu, Mount Everest yang merupakan puncak gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848 meter akan tenggelam jika diletakkan di Mariana Trench. Parit yang terletak di bagian barat Samudera Pasifik itu juga memiliki luas yang setara 120 kali Grand Canyon di AS.

Menurut Cameron, penyelaman itu tergolong sebagai kegiatan yang berbahaya. Kebocoran sedikit saja pada Deepest Challanger, kata Cameron, akan membuat tubuhnya meledak bersama alat tersebut. »Kapal selam pun akan meledak jika terjadi kebocoran kecil,” ujar Cameron.

Cameron sendiri mengaku tidak merasa takut atau gugup ketika melakukan penyelaman itu. Cameron mengatakan, »Ketika sedang menyelam, kita hanya perlu merasa yakin bahwa mereka (perancang Deepest Challenger) telah bekerja dengan baik.”

Sutradara film Titanic dan Avatar itu menyelam ke Mariana Trench untuk mengambil beberapa sampel mengenai kehidupan bawah laut di wilayah yang tidak terjamah. Dalam misi itu Cameron juga mengambil video dan gambar-gambar kehidupan bawah laut.

Cameron sejak kecil memang dikenal memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia laut. Ia juga tercatat pernah melakukan 72 kali aktivitas menyelam di lautan dalam. Dari 72 aktivitas selam, 33 di antaranya digunakan dalam rangka pembuatan film Titanic yang memecahkan rekor pendapatan dalam sebuah film.

Komet Lulin (C/2007 N3)

Ada Komet..!
Ada Komet..!
Komet adalah benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang membeku. Komet memiliki orbit atau lintasan yang berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet. Komet yang cerah pastinya menarik perhatian ramai. nah, bulan Februari 2009 ini sebuah komet unik akan lewat…Dan kita di Indonesia bisa menyaksikannya, asal cerah.
Ketika komet menghampiri bagian-dalam Tata Surya, radiasi dari matahari menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus debu dan gas yang dihasilkan membentuk suatu atmosfer yang besar tetapi sangat tipis di sekeliling komet, disebut coma. Akibat tekanan radiasi matahari dan angin matahari pada coma ini, terbentuklah ekor raksasa yang menjauhi matahari.
Coma dan ekor komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari bumi jika komet itu cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda bentuk dan ukurannya. Semakin dekat komet tersebut dengan matahari, semakin panjanglah ekornya. Ada juga komet yang tidak berekor.
Komet Lulin:
Lulin, adalah komet yang memiliki dua ekor. Selama beberapa malam di bulan Februari 2009 ini sebuah Komet yang diberi nama “Lulin” akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yaitu sekitar 0,41 AU. Bahkan pada tepat 15 Februari 2009 jam 00:00 WIB, komet Lulin ini berjarak 0,5427 au atau setara dengan 81.186.780.33 km.
Pada jarak sekitar 82 juta km ini  kecerlangan komet ini diperkirakan akan mencapai magnitude 5 – 6 yang artinya dalam kondisi langit cerah komet ini dapat terlihat oleh mata telanjang.
Sang Penemu:
FaceBook QY
FaceBook QY
Komet Lulin atau juga dikenal sebagai C/2007 N3 pertama kali ditemukan oleh astronom China dan Taiwan Ye Quanzhi atau Quanzhi Ye dan Lin Chi-Sheng pada 11 Juli 2007. Mau tahu siapa dia? saya juga kaga tau.

Saya persilahkan Anda mampir di [ TataDende ]
Pak Toha menulis dalam [ event astronomi bulan Feb 2009 ] ini:
Nama Lulin adalah dari nama Observatorium dimana komet tersebut ditemukan. Uniknya dari komet ini adalah ekor komet yang tidak sebagaimana lazimya. Lulin memiliki ekor yang berjumlah dua dan saling bertolak belakang yang satu menjauhi Matahari sedang yang lain mengarah ke Matahari, sehingga ekor yang satunya ini disebut “antitail”. Namun deikian, sejauh ini periode komet ini belum diketahui karena kemungkinan ini adalah kunjungan pertamanya mendekati Matahari dan baru akan berkunjung lagi ribuan tahun yang akan datang.  Teleskop adalah pilihan terbaik untuk “hunting” komet ini.
Lulin, si komet ‘hijau’:
Penampakan komet ‘hijau’ Lulin oleh Jack Newton dari [ Science @ Nasa ], yg diambil pada 1 Februari 2009 lalu dengan bantuan teleskop 14 inchi di Arizona adalah sebagai berikut: (bintik2 putih di sekeliling komet adalah bintang, galaksi, dll objek angkasa lainnya yg berjumlah milyaran…subhanallah)
Komet Lulin yang Hijau itu...
Komet Lulin yang Hijau itu...
Tepat pada pergantian hari antara Sabtu 14 Februari 2009 jam 24:00 WIB ke jam 00:00 WIB hari Ahad 15 Februari 2009,  posisi komet Lulin, coba saya amati di sela-sela awan mendung di wilayah Solo tetap belum bisa nampak. Meski bulan sekilas nampak remang2 di balik gerakan awan, sang komet tetap belum bisa disaksikan meski memakai Binokuler.
Posisi malam itu sangat mudah dilacak, sebab bersebelahan dengan sang bulan yang memang masih nampak indah untuk diamati. Secara simulasi (Starrynight), kenampakan komet Lulin pada jam 00:00 hari Ahad 15 Februari 2009 dari wilayah pengamatan Solo dan sekitarnya adalah sebagai berikut:
Komet Lulin, di samping Bulan
Komet Lulin, di samping Bulan
Saat itu bulan nampak pada kecerlangan magnetudo -12.37, sementara sang komet Lulin sekitar 6.40. Dan komet lulin terletak dalam gugusan rasi bintang Virgo.
Dari kejauhan, ekor komet memang mendominasi. Namun bila komet Lulin bisa kita dekati hingga jarak 50 km, maka wujudnya akan nampak seperti gambar di bawah ini:
Profile komet Lulin
Profile komet Lulin
Kapan Waktunya..?
1. Dari blog Pak Toha, berikut simulasi jadwal:
waktu memburu komet Lulin

Event 1 Maret 2009: Arah Kiblat Mudah

Hilal kiblat
Hilal kiblat
Tanggal 1 Maret 2009, tepat jam 18:56 WIB: kita akan dengan mudah menentukan arah kiblat, khsusunya untuk wilayah Solo Raya dan Sekitarnya dan lokasi yg se-azimuth. Mengapa bisa demikian, karena poisi bulan sabit di harike-3 bulan Rabiul Awwal 1430 H atau tepatnya bulan di ufuk barat pada 1 maret 2009 jam 7 malam kurang 4 menit itu tepat berada di titik kiblat kota Solo raya dan sekitarnya. Event ini menjadi sebuah cara mudah bagi kita menentukan arah kiblat.Lain Matahari, kini Bulan pun ternyata bisa jadi petunjuk arah kiblat. Subhanallah…
Menentukan arah kiblat memang banyak cara dan ragamnya, nah cara ini adalah langka dan masih sangat jarang dipakai. Cara dengan menggunakan sinar bulan, apalagi masih awal fasenya, memang sangat sulit.
Tetapi dengan metode menancapkan dua tiang vertikal, maka pandangan yg searah di kedua tiang tersebut merupakan arah ke Bulan Sabit itu, dan inilah arah kiblat yang sangat presisi namun sangat mudah.
Berikut visualnya…:
Hilal Arah Kiblat
Hilal Arah Kiblat
Sembari menikmati indahnya planet Venus, mari kita coba koreksi arah kiblat makam, dan juga musholla bahkan masjid kita. Semoga cerah dan tidak mendung…amien.
Visualnya:
Arah Kiblat via Hilal
Arah Kiblat via Hilal
Al-Qur'an Surat ke 13 - Al-Ro'd ayat ke 2
Al-Qur'an Surat ke 13 - Al-Ro'd ayat ke 2
Artinya:
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu. (QS. 13:2)
[ Al-Qur'an Online ]

PENOMENA ALAM BULAN

Super Moon vs Full Moon

Supermoon vs Fullmoon
Supermoon vs Fullmoon
Fenomena alam bulanan bakal terjadi lagi, yakni Bulan Purnama. Namun Bulan Purnama Maret 2011 ini unik, sebab hanya terulang 18 tahun sekali. Nah, mari kita saksikan fenomena kagungan Ilaahi  ini, sembari kita berdzikir di malam hari. Ingat, 19 Maret 2011 selepas Maghrib, puncaknya tengah malam s/d menjelang Shubuh… Jadi udah 20 Maret lhoo :)

Super Moon :
Super Moon adalah istilah dalam dunia Astrologi, dan tidak dikenal dalam Astronomi. Super Moon adalah penampakan Bulan ketika jaraknya paling dekat ke Bumi sekitar 90% atau lebih. Dan seperti kebiasaan Astrologi, fenomena ini dikaitkan dengan bencana alam, atau karakter seseorang.
Bagaimana terjadinya Super Moon?
Bulan adalah satelit Bumi. Bulan beredar dalam orbitnya yang berbentuk elips dan bukan lingkaran. Karena lintasan yang berbentuk elips inilah, maka selama peredarannya, suatu saat Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi, pada saat yang lain berada pada titik terdekat. Titik Bulan terdekat dengan Bumi secara astronimis disebut perigee dan titik terjauh disebut apogee.
Seperti biasanya Bulan beredar dalam orbitnya. Ketika berada sangat dekat ke Bumi (perigee) akan tampak lebih besar dari hari biasa. Bulan yang tampak lebih besar karena jaraknya mendekat ke Bumi, baik saat Bulan Purnama atau Bulan Baru inilah yang disebut  sebagai Super Moon.
Extreme Super Moon:
Super Moon di titik perigee mungkin tidak selalu terjadi bersamaan dengan Bulan Purnama. Namun, pada tanggal 19 Maret 2011 ini akan menjadi hari istimewa, karena Bulan perigee terjadi bersamaan atau berdekatan dengan Bulan Purnama. Nah, saat inilah yang disebut Super Moon Ekstrim; Bulan terdekat saat Purnama.
Efek alami dari Bulan di Bumi:
Secara sains, keberadaan Bulan mempengaruhi Bumi, dan ini adalah fenomena alam biasa. Karena Bulan mengitari Bumi sebulan sekali, maka efek ini juga terjadi bulanan. Efek itu antara lain:

  • Terjadinya aliran laut pasang surut karena gravitasi Bulan. Pada Bulan Purnama dan Bulan Baru pasang-surut sedikit lebih besar.
  • Pasang Bumi; yakni kemungkinan adanya gempa Bumi pada saat Bulan Purnama. (Gempa Bumi adalah fenomena alam, terjadi setiap hari di bumi, tetapi kita tidak dapat mengamati, kecuali gempa yang besar2 saja.)
  • Efek ke Gunung Berapi lebih tinggi pada hari-hari Bulan Purnama dan Bulan Baru.
Gugon Tuhon:
Disamping, efek alami; ternyata manusia ada dan senang mengaitkan efek tersebut secara astrologis. Seolah bencana di Bumi itu benar2 akibat adanya pengaruh langsung dari Bulan, ini sekedar gugon tuhon = isapan jempol saja. Misalnya:
  • Pada tahun-tahun 1955 dan 1992, ada bencana pada malam Super Moon.
  • Pada tahun 1974, badai Topan Tracy dan banjir besar di Australia.
  • Pada tahun 2005, dua minggu sebelum Super Moon, terjadi tsunami di Aceh.
  • 2011 ini, Jepang hancur oleh gempa Bumi dan tsunami lalu krisis reaktor nuklir juga akibat dari Super moon ini,
  • dll…
Astrologi vs Astronomi:
Astrologi dan astronomi pada awalnya (sebelum Abad 17)  satu. Setelah abad ke-18 baru dianggap sebagai disiplin ilmu yang benar-benar terpisah.  Astronomi, mengkaji objek dan fenomena yang berasal di luar atmosfer Bumi, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Sedang Astrologi, mempelajari benda-benda langit lalu menggunakan arti posisi benda-benda langit itu sebagai dasar untuk psikologi, prediksi peristiwa masa depan, dan pengetahuan esoterik lainnya. Astrologi bukanlah ilmu pengetahuan dan biasanya lebih dikenal sebagai ilmu ramalan.
Fenomena Langka:

Bulan Purnama 20 Maret 2011
Bulan Purnama 20 Maret 2011

Nah, lepas dari hal2 yg njlimet terkait super moon – astrologi, mari kita fokuskan pada 19 maret 2011 ini, yang astronomis saja. Ahad dini hari (20/3) itu akan kita saksikan fenomena langka, yakni Bulan Purnama sekaligus Bulan terdekat ke Bumi, atau Moon @ Perigee.
Secara astronomis, puncak Full Moon atau Bulan Purnama terjadi pada 19 Maret pukul 18:11 GMT/UT atau waktu Indonesia pada 20 Maret pukul 01:11 WIB, dan Moon Perigee akan terjadi sekitar jam 02:10 WIB, pada jarak sekitar 356.577 km.
Berikut kira2, penampakan Bulan saat jaraknya terdekat ke Bumi pada tanggal 20 Maret 2011 itu…
Jarak Bulan - Bumi terdekat
Jarak Bulan - Bumi terdekat
Sedang gambar di bawah ini adalah penampakan Bulan Purnama, sekitar sejam sebelumnya…
Bulan Purnama
Bulan Purnama
Wah, kok biasa saja ya…
Ya iya, sebab ini sudah hasil potret oleh NASA. Kalau mau yg beda dan lain, kita saksikan tengah malam itu dan kita potret sendiri. Cukup dengan Binokuler atau keker saja, insya Alloh hasilnya akan sungguh beda…
Kalau mendung ya nasib, tapi ada cara yang ndak terpengaruh cuaca di Bumi,  seluruh objek dalam tata Surya bisa kita saksikan, silahkan kunjungi alamat ini: Simulator Tata Surya
Akhirnya saya kopikan pesan Prof. Thomas Djamaluddin:
Potensi bencana tetap harus diwaspadai bila ada efek penguatan dengan faktor lain, baik faktor cuaca maupun faktor geologis. Bila cuaca buruk di laut dan wilayah pantai diperkuat dengan efek pasang maksimum saat perigee dan purnama, harus diwaspadai potensi bahaya di wilayah pantai yang mungkin saja menyebabkan banjir pasang (rob) yang lebih besar dari biasanya. Demikian juga bila penumpukan energi di wilayah rentan gempa dan gunung meletus, efek penguatan pasang surut bulan mungkin berpotensi menjadi pemicu pelepasan energi. Tetapi kondisi perigee bulan bersamaan dengan purnama bukan sebagai sebab utama bencana, tetapi bisa menjadi pemicu efek penguatan faktor lain. Artinya, kalau tidak ada indikasi cuaca buruk di wilayah pantai atau tidak ada penumpukan energi di wilayah rawan gempa dan wilayah rawan gunung meletus, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan posisi perigee bulan bersamaan dengan purnama.

BULAN PURNAMA PALING BESAR

Supermoon : Omong Kosong

Supermoon..?
Supermoon..?
Bulan Purnama Maret 2011 memang merupakan Purnama paling besar semenjak 19 tahun ini, dan membuat langit menjadi sangat cerah dan terang benderang. Malam itu meski jam 1 dini hari, namun cahaya bulan benar2 menjadi penerang bagi gegelapan…. Fenomena sepanjang 19 Tahun.
PURNAMA 19-19:
Berikut foto yang semalem saya ambil:

Purnama 19/19
Purnama 19/19

Posisi Bulan di atas, berjarak sekitar 356.575 km dari Bumi, padahal ketika menjauh bisa mencapai lebih dari 400.000 km . Fase Purnama pada tingkat 100%  atau Purnama Penuh, benar2 Full Moon.
Haadla al-Badru, inilah Bulan Purnama…!
Kebetulan, secara UT/GMT; purnama terjadi pada tanggal 19 Maret 2011. Atau 20 Maret 2011 waktu Indonesia. Dan fenomena Bulan sedekat dan sebesar ini akan terjadi dalam periode sekitar 19 tahun.
Pada tanggal 19, bulan akan lebih dekat – dan dengan demikian lebih besar – daripada sebelumnya dalam dua dekade. Perhatikan gambar di bawah ini, dua bulan tersebut diambil saat beda jaraknya dari Bumi, saat terjauh dan saat terdekat. Memang ada perbedaan dalam ukuran.
 Apogee/Perigee Anthony Ayiomamitis
Apogee/Perigee: Anthony Ayiomamitis
Fenomena sebelumnya juga terjadi pada tahun 1992. Bulan Purnama (Full Moon) malam itu benar2 muncul sekitar 14 persen lebih besar dan lebih terang dari biasanya, namun walaupun terang, istilah ‘supermoon’ memiliki sisi gelap di balik terangnya sang Rembulan.
‘Supermoon’ telah dikaitkan dengan bencana alam besar di masa lalu, dari gempa bumi sampai banjir – yang banyak dilontarkan oleh astrologis.  Sedang para astronom dan ilmuwan,  mengatakan bencana adalah tidak ada kaitannya langsung oleh sebab adanya ‘Supermoon’.
Pada 19 Maret (UT) atau 20 Maret (WIB), saat Bulan di titik perigee tahun ini, merupakan titik orbit bulan yang paling dekat ke Bumi. Orbit Bulan yang berbentuk elips menyebabkan jarak Bulan bervariasi ke  Bumi. Perigee Bulan tahun ini, kata Steve Owens di Dark Sky Diary, sekitar 8 persen lebih dekat ke Bumi daripada biasanya, dan sekitar 2 persen lebih dekat ke Bumi dari periode Bulan perigee rata-rata. Bahkan, itu akan menjadi posisi terdekat sejak 1992.
Selepas Shubuh, penampakan Bulan menjadi semakin indaaaah:
Purnama nan Indaaaah
Purnama nan Indaaaah
SUPER MOON sekedar OMONG KOSONG:
Luapan kegembiraan adalah wajar saat “Supermoon” terjadi pada tanggal 19 Maret 2011, karena Bulan akan mendekati Bumi paling dekat sejak tahun 1992.
Menurut Richard Nolle,seorang profesional astrolog bersertifikat, supermoon selama 2011 akan terjadi selama 6 kali, 3 kali saat bulan baru dan sisanya bulan purnama:
MAR 19, 2011 pada  18:10 GMT saat purnama
APR 18, 2011 pada 02:45 GMT saat purnama
SEP 27, 2011 pada 11:10 GMT saat bulan baru
OCT 26, 2011 pada 19:57 GMT saat bulan baru
NOV 25, 2011 | 06:10 GMT saat bulan baru
Namun, apakah supermoon itu benar2 membuat wajah bulan menjadi tambah besar…? Atau hanya sekedar nama yang dibesar2kan…?
Bulan itu Tidak Besar
Bulan itu ya segitu...
Pada bulan ini perigee Bulan akan mencapai 356.577 km dari Bumi, dan memang akan di terdekat dalam hampir 20 tahun. Tapi seberapa dekat itu dibandingkan dengan perigee lain?
Jarak rata-rata perigee Bulan, yang sekitar ~ 364.000 km. Jarak terjauh atau apogee rata-rata 405.000 km. Sedang jarak normal Bulan – Bumi rata-rata 385.000 km.
Kira-kira “Supermoon”, apakah akan mendekat ~ 2% lebih dekat ke Bumi daripada bulan paling perigee? Sungguh sebuah spekulasi saja. Apalagi bila definisinya sampai 90%…. Wow..!
Bulan mendekat dan membesar ke Bumi, apa sih artinya bagi mata kita? Secara visual, tidak ada sama sekali. Bulan akan menjadi besar di langit, tetapi mata kita tidak akan benar-benar bisa membedakannya. Atau katanya menjadi lebih cerah, tetapi mata kita tetap tidak bisa membedakan secara siginifikan, sehingga  “Supermoon” akan tampak persis sama seperti yang selalu terjadi kalau sudah penuh atau purnama seperti bulan2 biasa.

ILUSI sebuah REMBULAN:
Pada atau sekitar 19 Maret, ketika apa yang disebut “Supermoon” terjadi, pada pendekatan yang terdekat dengan Bumi selama dua dekade, orang memang akan melaporkan bahwa Bulan tampak jauh lebih besar dari biasanya. Tapi itu tidak akan benar-benar jauh lebih besar di langit sama sekali. Semuanya ada dalam persepsi kita!
Bulan memang besar tuuh
Bulan memang besar tuuh...
Kita melihat Full Moon di atas begitu besar di ufuk cakrawala. Apakah Bulan benar2 tampak begitu besar ya…? jawabannya adalah: tidak, benar-benar.
Bulan mengorbit Bumi dalam orbit elips, artinya bahwa jaraknya ke Bumi tidak selalu sama. Terdekat Bulan pernah mendekati ke Bumi (disebut perigee) adalah pada jarak 364.000 km, dan terjauh yang pernah mencapai (apogee) adalah sekitar 406.000 km (angka-angka ini bervariasi, dan fenomena Full Moon pada tanggal 19 Maret 2011 ternyata bisa lebih dekat dari 357.000 km).
Jadi perbedaan persentase dalam jarak antara rata-rata perigee dan apogee sekitar ~ 10%. Artinya, jika purnama terjadi bersmaan dengan perigee, pendekatan bisa mencapai 10% lebih dekat.
10% ini sama sekali bukan yang menyebabkan penampakan Bulan menjadi seolah besar sekali seperti yang nampak di cakrawala, namun 10% itu bila di atas kepala kita, ya tetap nampak kecil seperti gambar di atas, seolah Bulan itu sedang berayun.
Bulan itu Tidak Besar
Bulan sedang berayun
Apa yang benar-benar menyebabkan Bulan terlihat besar  tersebut adalah sirkuit di otak kita. Ini adalah ilusi optik, sehingga terkenal sebagai: Ilusi sebuah remBulan.
Jika Anda mengukur ukuran sudut Bulan Purnama di langit itu bervariasi antara 36 menit busur (0,6 derajat) di perigee, dan 30 menit busur (0,5 derajat) di apogee, tetapi perbedaan ini akan terjadi dalam sejumlah orbit lunar (bulan), tidak sepanjang malam selama. Bahkan jika Anda mengukur ukuran sudut dari Bulan Purnama sesaat setelah terbit, lalau beberapa jamkemudian dan pada saat Bulan itu di atas kepala kita, hasilnya tetap sama dan tidak ada perbedaan ukuran sama sekali.
Jadi mengapa otak kita berpikir bahwa ukuran Bulan saat di atas ufuk lebih besar ketimbang ketika di atas kepala? Tidak ada konsensus yang jelas mengenai hal ini, tetapi dua penjelasan paling masuk akal adalah sebagai berikut:
1. Ketika Bulan rendah di cakrawala ada banyak objek (bukit, rumah, pohon, dll) sebagai pembandingk ukurannya. Ketika itu ketinggian tidak begitu nampak. Hal ini dapat menciptakan sesuatu mirip dengan Illusion Ebbinghaus, dimana 2 objek yang sama rukurannya, akan tampak berbeda ketika ditempatkan di lingkungan yang berbeda. Perhatikan ukuran lingkaran oranye di bawah ini…: Sama seolah beda…!
Dua lingkaran oranye yg sama besar
Dua lingkaran oranye yg sama besar
2. Bila kita perhatikan, foto di atas, pohon dan orang yang seolah di depan Bulan itu adalah berada jauh dari Bulan dan itu benar.  Bulan nampak masih lebih besar dari Pohon, lebih2 orang itu. Dan memang pohon dan orang itu di Bumi yang sangaaaat jauh dari Bulan. Jadi Bulan memang benar2 besar….!

Fenomena Langka: Gerhana Bulan Total 2011


GBT 2011Fenomena langka kembali terjadi di pertengahan 2011 ini. Dialah Gerhana Bulan Total, pada Kamis 16 Juni 2011 dini hari. Event ini akan digelar secara Nasional oleh Planetarium Jakarta bekerjasama dengan PPMI Assalaam, dan dipusatkan di Solo. Mengapa Solo? Mengapa Assalaam..? Karena Gerhana terjadi dini hari, dan paling relevan serta pas adalah di kompleks lembaga pendidikan, yg sudah mengembangkan astronomi.

Proses Gerhana Bulan Total di Indonesia:
  1. Gerhana diawali dengan kontak awal penumbra pada pukul 00:25 WIB.
  2. Gerhana baru bisa disaksikan secara kasat mata saat terjadi kontak awal umbra pada pukul 01:23 WIB, saat bayangan Bumi secara perlahan mulai menutupi Bulan Purnama.
  3. Puncak gerhana terjadi pada pukul 03:12 WIB dengan Bulan dalam kondisi gelap total.
  4. Berangsur-angsur kemudian Bulan mulai terlihat lagi dan secara kasat mata kembali sebagai Bulan purnama pada pukul 05:01 WIB seiring kontak akhir umbra.
  5. Gerhana secara keseluruhan baru berakhir pada pukul 05:59 WIB saat kontak akhir penumbra terjadi.
Visualnya dalam gambar sebagai berikut:
Tahapan GBT 2011
Tahapan GBT 2011
Peta Visibilitas Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 bagi Bumi dalam proyeksi Mercator:
Peta GBT 2011
Peta GBT 2011
Karena ternyata semua wilayah Indonesia berpeluang menyaksikan proses fenomena langka ini, maka sunnah Rasul SAW berupa Sholat Gerhana ahsan kita dirikan. Sholat Gerhana Berjamaah,
Observasi Nasional:
Tahun ini, PPMI Assalaam mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan event berskala nasional ini. Planetarium Jakarta telah memilih kota Solo-Sukoharjo, dan menentukan lokasi serta sudah melakukan survei terkait penyelenggaraan Obsevasi Nasional Gerhana Bulan Total 2011 ini.
Beberapa agenda telah disiapkan untuk menyambut acara ini,antara lain:
1. Pameran Astronomi Pendidikan, terbukan untuk umum
2. Sarasehan dan Seminar nasional Astronomi (Amatir-Professional)
3. Penyuluhan Astronomi untuk Pelajar SLTP dan SLTA
4. Pengamatan Matahari
5. Star Party dan Fotografi objek angkasa
6. Sholat Berjamaah GBT 2011, dengan Imam: Syaikh Mahrus dari Kairo-Mesir; dan Khotib: Prof. Thomas Djamaluddin dari LAPAN.
Seluruh rangkaian acara akan digelar mulai 14 Juni 2011 – 16 Juni 2011, pagi-siang-sore dan malam.
Observasi Nasional GBT 2011
Observasi Nasional GBT 2011
Manual Acara Obervasi Nasional GBT 2011 di PPMI Assalaam:
OBSERVASI NASIONAL
GERHANA BULAN TOTAL
SELASA – KAMIS, 14 – 16 JUNI 2011
PPMI ASSALAAM – PLANETARIUM JAKARTA
Terbuka Untuk UMUM
SELASA, 14 JUNI 2011 (pagi-siang-sore-malam)
1.    Penyuluhan Astronomi (untuk Pelajar SLTP)
- Oleh: Tim Planetarium Jakarta
2.    Pameran Astronomi dan Aeromodelling
3.    Pengamatan Sunspot (Bintik Matahari)
4.    Star Party dan Astro Photography
-    Planetarium Jakarta,
-    CASA,
-    JAC,
-    Seribu Bintang
-    HAAJ
-    Kafe Astronomi
RABU, 15 JUNI 2011 (pagi-siang-sore-malam)
1.    Penyuluhan Astronomi (untuk Pelajar SLTA)
- Oleh Tim Planetarium Jakarta
2.    Pameran Astronomi dan Aeromodelling
3.    Pengamatan Sunspot (Bintik Matahari)
4.    Sarasehan “Astronomi Antara Hobi & Profesi”
a.    Juhana (HAAJ)
b.    Prof. Dr. Thomas Djamaluddin (LAPAN)
5.    Star Party dan Astro Photography
-    Planetarium Jakarta,
-    CASA,
-    JAC,
-    Seribu Bintang
-    HAAJ
-    Kafe Astronomi
KAMIS, 16 JUNI 2011 (dini hari-shubuh)
1.    Sholat Berjamaah Gerhana Bulan Total (@01:30 – 02:00)
a.    Imam        : Syaikh Mahrus Abd-Ar-Rohman (Cairo-Mesir)
b.    Khotib    : Prof. Dr. Thomas Djamaluddin (LAPAN)
“Gerhana: Antara Mitos, Sains dan Islam”
2.    Pengamatan / Observasi Bersama Gerhana Bulan Total
(@01:22 WIB – 04:30 WIB)

Bulan Sabit: Penutup 1432 – Pembuka 1433

Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Hilal saya amati pada hari ke-27 dan 28 untuk mengetahui akhir lunasi Bulan, lalu pada setiap 29 dan 30 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal akhir 1432 dan pembuka 1433 adalah sbb:
HILAL PENUTUP:
Tahun baru 1433 H di ambang pintu, tahun 1432 H sudah mulai berpamitan. Selamat jalan 1432 H, semoga meninggalkan kenangan yang bermanfaat dan barokah. Dan alhamdulillah, saya mengabadikan hilal penanda kepergiaan tahun 1432 H sebagai berikut:
Dokumentasi hilal ini saya lakukan, karena saya memiliki hobi melihat fenomena lam dan juga ingin berbagi kepada sahabat yg belum sempat melihatnya. Sebab salah satu sifat fenomena alam itu tidak terulang lagi.
Foto ini saya ambil dengan kamera Digital SLR Canon dengan lensa 200 mm. Lokasi di persawahan depan rumah dan depan SD IT Amanah, dusun Bendo desa Ketitang kecamatan Juwiring kabupaten Klaten – ID.
Saya selalu mengadakan kegiatan ini rutin setiap akhir bulan, karena saya punya kewajiban melaporkan hasil observasi ini ke ICOProjet.Org.
HILALPEMBUKA:
Hilal pembuka tahun 1433 H, baruakan saya lakukan pada Jum;at dan Sabtu (26/11). Selanjutnya akan segera saya update lagi…
Update:
Pada Jum’at (25/11); hilal mustahil terlihat meski dengan alat secanggih apapun saat ini, karena ketinggian masih di bawah 2 derajat.
Pada Sabtu (26/11); saya bersama sekitar 60 peserta lainnya di Observatorium PPMI Assalaam – Surakarta; berhasil menyaksikan hilal pembuka Tahun 1433 H.
Senang juga, karena tanpa menggunakan teleskop, anak asuh di Club Astronomi Santri Assalaam yang putri berhasil melihatnya dengan mata tanpa alat sekitar 15 menit pasca Sunset.
Setelah itu, semuanya bisa melihat dengan kesan semua sama, baik posisi dan bentuk dari sang Hilal itu.
Citra Hilal pembuka Tahun 1433 H

Gerhana Bulan Total di Awal Tahun

Gerhana Pertama 1433 H
Gerhana Pertama 1433 H
Di awal tahun 1433 H ini, tepatnya pada Sabtu 15 Muharram 1433 H (10 Desember 2011) kita akan disuguhi fenomena alam yang cukup langka, yakni Gerhana Bulan Total. Namun, Gerhana Bulan yang dapat disaksikan hampir di segenap penjuru Bumi kecuali kawasan Amerika Selatan, Afrika Barat dan seluruh Samudera Atlantik ini adalah yang terkahir di tahun 2011 H.

Tabel dan Peta Gerhana Bulan Total – 10 Des 2011:
Tabel Kenampakan GBT 10/12 dari PPMI Assalaam
Tabel Kenampakan GBT 10/12 dari PPMI Assalaam
Peta selengkapnya silahkan klik pada gambar di atas…!
TAHAPAN GBT:
Sesuai tabel di atas, maka tahapan Gerhana Bulan Total pada Sabtu, 10 Desember 2011, adalah sebagai berikut:
1. Start Penumbra pada jam 18:34.06 WIB, saat ini belum bisa diamati dengan mata kita. Kalau mau pakai Bino atau Teleskop (disiapkan di Anjungan Astronomi PPMI Assalaam) baru bisa diamati efeknya.
2. Start Umbra mulai jam 19:46.13 WIB, dan bisa diamati dengan mata. Saat ini cakram Bulan tepat mulai bersentuhan dengan bayangan Bumi yang disebut umbra.
3. Start Inti: Momen yang paling ditunggu yakni saat Gerhana Bulan Total, dimana cakram Bulan mulai tertutup secara sepenuhnya oleh bayangan umbra, yang terjadi mulai jam 21:06.46 WIB.
Inti Gerhana Bulan Total, Sabtu:  10 Des 2011:
Jam 21:06.46 WIB s/d 21:57.54 WIB.
Namun, meski tertutup semua, permukaan Bulan tidaklah gelap gulita, tetapi justru nampak semakin indah karena menjadi berwarna kemerahan. Warna Bulan saat GBT ini merupakan efek dari pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer di atas permukaan Bumi.
Moment GBT ini membuat langit malam yang semestinya terang oleh cahaya Purnama menjadi gelap dan memungkinkan benda-benda langit yang semula tidak nampak -akibat terkalahkan benderangnya cahaya Bulan jelang purnama – menjadi terlihat.
4. Akhir Inti: Selepas jam 21:57.54 WIB berangsur-angsur umbra mulai meninggalkan cakram Bulan sehingga Bulan kembali mulai terlihat dan langit mulai agak benderang lagi.
5. Akhir Umbra tepat meninggalkan cakram Bulan pada pukul 23:18.27 WIB. Inilah akhir gerhana secara kasat mata dan Purnama mulai tampak sempurna lagi.
6. Finish : Secara astronomis gerhana baru benar-benar berakhir selepas tengah malam, tepatnya pukul 00:30.27 WIB, saat cakram Bulan tepat sepenuhnya meninggalkan umbra. Sehingga Bulan kembali lagi ke statusnya sebagai Bulan (selepas Gerhana) purnama.
SAAT MEMOTRET LANGIT:
Pemandangan Ahad-malam (nama hari Ahad, saatnya malam)  itu juga semakin mempesona, saat GBT terjadi, dimana beberapa bintang terang akan terlihat mendampingi Bulan. Ada bintang Sirius (bintang Asy-Syi’ro), bintang paling terang di langit setelah Matahari, dkk. Nah, bagi yang mau mengabadikan dengan foto, kalau cerah insya Alloh akan bisa mengetahui rahasia di balik adanya Gerhana.
Apakah posisi benda langit tetap saat sebelum dan sesudah serta pada saat terjadinya Gerhana…?
Saat terjadi fenomena gerhana adalah penting untuk kita melakukan dan penelitian seputar gerhana juga menjadi bagian untuk mensyukuri nikmat dan kekuasaan Allah SWT.
Bagi warga Solo Raya yang selama ini sering diguyur hujan menjelang sore hingga malam harinya, semoga pada saat terjadinya fenomena langka ini cuaca mendukung untuk kita menyaksikan GBT terakhir 2011 M dan pertama 1433 H ini.
CERITA TENTANG GERHANA
Dalam kajian rutin Pengurus Ranting Muhammadiyah Ketitang-Juwiring-Klaten, saya sisipkan fenomena yg akan datang, yakni GBT (10/12) malam. Saya sampaikan hisab dan rukyah gerhana serta yg ndak kalah penting: Sholat Khusufnya.
Nah ada yg membuat semua peserta kajian geli, ada cerita begini:
Pak Naryo, saat GMT 1983 pertama kali sholat, sehari sebelumnya takmir menjelaskan selebaran ttg cara sholat gerhana, yakni urutannya berdiri, takbir, dst…terakhir salam. Urutan itu diberi nomor dan salam menempati urutan no ke 22.
Entah bagaimana, kala itu takmir dan seluruh jamaah memahami bahwa sholat gerhana itu dengan 22 (kali) salam.
Akhirnya setelah 2 rokaat dan dua kali ruku’ maka tibalah rukun sholat terakhir yakni mengucapkan salam sambil menolehkan kepala ke kanan lalu ke kiri: ‘assalaamu’alaikum ww toleh ke kanan, assalaamu’alaikum ww lagi lalu ke kiri…
……. begitu sampai 22 kali katanya. “Bahkan saat saya salam ke kanan, samping saya ke kiri; jadi saling melihat”….cerita pak Naryo.
Namun suasana tetap khitmad karena ini pengalaman spiritual pertama.
Usai sholat, jamaah mendengar khutbah, dan pulang dengan rasa puas bisa sholat gerhana matahari total (Kusuf).
Sebulan berlalu, dan pak Naryo ragu…masak sholat kok salam saja sampai 22 kali. Aneh katanya. Mencoba meminjam selebaran itu, yg ternyata masih tersimpan di mimbar masjid. Dibaca berulang2, dan akhirnya ketemu akar-soalnya; yakni urutan itu diberi nomor 1,2, dst s/d 22. Jadi itu hanya urutan dan BUKAN jumlah salam sebanya 22 kali…. :)
SELAMAT MENYAMBUT GBT 10 DESEMBER 2011
(Pertama di 1433 – Terakhir di 2011).
OBSERVASI BERSAMA:

Gerhana lain:
1. Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011
2. Gerhana Bulan Sebagian 26 Juni 2010
3. Gerhana di Akhir 2009 dan Awal Tahun 2010

=======
Koleksi Foto Gerhana Bulan Total, 10 Des 2011
1. Dari Solo, di Observatorium PPMI Assalaam
Saya gagal membuat skuensi (urutan fase gerhana), karena langit Solo sehari itu hujan dan mendung gelap. Sedikit jepretan kamera saat awam menyibak di celah2 mendung, GBT bisa saya abadikan dibantu anak2 asuh CASA.
Selama transit melalui bayang-bayang Bumi, Bulan berubah warna tembaga terang. Rona itu berarti bagi para ilmuwan yang memantau gerhana bulan sebagai bagian dari penelitian mereka tentang perubahan iklim.
Warna Tembaga, akibat efek stratosfer yg jernih
Warna Tembaga, akibat efek stratosfer yg jernih
Warna difuse di permukaan bulan di bawah ini, adalah karena fenomena Gerhana. Warna terang Bulan adalah saat permukaan Bulan itu masih terkena Penumbra, lalau yang gelap akibat kena umbra. Antara keduanya tidak jelas pemisahnya, beda dengan pada saat fase Bulan biasa.
Umbra-Penumbra GBT 10Des2011
Umbra-Penumbra GBT 10Des2011
Bedakan dengan gambar di bawah ini, yg sekedar fase dan BUKAN gerhana: nampak terminator (daerah pemisah antara siang dan malam di Bulan) nya …
Terminator Fase Bulan
Terminator Fase Bulan biasa
2. Jogjakarta,
Oleh Mas Umar Bagus dkk, di pelataran Masjid Gedhe Kauman DIY
GBT di Yogya, by JAC
GBT di Yogya, by JAC
3. Malaysia,
Stratosfer memiliki efek lain pada gerhana bulan. Perhatikan warna biru lembut di foto ini dari Ahmad Shahrin Teluk Kemang, Malaysia:
GBT nan Biru
GBT nan Biru
“Efek Turquoise” ini sering terlihat selama gerhana bulan total. Cahaya ketika melewati stratosfer bagian atas akan menembus lapisan ozon, yang menyerap cahaya merah dan benar-benar membuat sinar cahaya biru yang lewat ini dapat dilihat di bagian bulan yang ditinggalkan Umbra, nampak biru lembut di sekitar inti merah bayangan bumi itu..
Sekuensi lengkap, oleh Cik Shahrin, adalah sebagai berikut:
Fase GBT paling lengkap
Fase GBT lengkap
4. Filipina,
Oleh John Nassr di Baguio, Filipina
“Aku benar-benar tidak berharap untuk bahkan melihat gerhana tapi malam ini langit mendung buram untungnya membuka sebentar bagi saya untuk menangkap gambar berwarna karat bulan di antara bintang-bintang di Taurus”, katanya:
GBT dari Baguio Filipina
GBT dari Baguio Filipina
Berikut gambar dari Kevin James Ty juga di Manila, Filipina;
“Di tengah cuaca buruk di sore hari, saya bersama dengan anggota Liga astronomi dari Filipina (ALP) mampu menyaksikan keindahan gerhana ditambah seluruh totalitas di malam hari! Eclipse gambar yang diambil menggunakan Canon EOS 500D DSLR pada Canon EF 400mm f/4.5-5.6 100-L IS lensa 400mm f/5.6 ditetapkan.”, katanya:

GBT dari Manila-Filipina
GBT dari Manila-Filipina
5. Australia,
Russell Cockman di Heathcote, Victoria, Australia
“Sebuah ramalan badai petir, awan tebal dan hujan lebat di daerah saya tidak menawarkan banyak harapan melihat semua gerhana ini. Awan tebal berpisah sebelum akhir totalitas (pada 1:50) untuk menyediakan jendela untuk melihat 20 menit. Bulan oranye-merah itu indah dibingkai oleh awan dan bintang-bintang Orion dan Taurus untuk memberikan pengalaman tak terlupakan. Tambahkan ke ini aktivitas petir terus sekitar cakrawala yang dibuat untuk sebuah acara yang benar-benar nyata secara keseluruhan. Canon 450D dan 500mm f / 4 lensa pada Synta NEQ-6 Pro gunung pelacakan Bulan, ISO400, 0.5s untuk eksposur 1s”, katanya:
GBT dari Australia
GBT dari Australia